Pengertian
Bensin
Bensin adalah
salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermotor
roda dua, tiga, atau empat. Untuk bensin sebagai istilah kimia, lihat Bensin
(kimia). Petrol (biasa disebut gasoline di Amerika Serikat dan Kanada; di
Indonesia biasa disebut bensin) adalah cairan campuran yang berasal dari minyak
bumi dan sebagian besar tersusun dari hidrokarbon serta digunakan sebagai bahan
bakar dalam mesin pembakaran dalam. Istilah gasoline banyak digunakan dalam
industri minyak, bahkan dalam perusahaan bukan Amerika. Kadangkala istilah
mogas (kependekan dari motor gasoline, digunakan mobil) digunakan untuk
membedakannya dengan avgas, gasoline yang digunakan oleh pesawat terbang
ringan.Orang Amerika menggunakan 1,36 milyar liter bensin setiap hari.
Karena merupakan
campuran berbagai bahan, daya bakar bensin berbeda-beda menurut komposisinya.
Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari bilangan oktan setiap campuran. Di
Indonesia, bensin diperdagangkan dalam dua kelompok besar: campuran standar,
disebut premium, dan bensin super.
Secara sederhana, bensin tersusun dari
hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11. Dengan
kata lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan
karbon yang terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rantai.
Jika kita membakar bensin pada kondisi
ideal, dengan oksigen berlimpah, maka akan dihasilkan CO2, H2O dan energi
panas. 1 galon bensin (4,5 liter) mengandung 132 x 106 joule energi, yang
ekuivalen dengan 125.000 BTU (British Thermal Unit) atau 37 kwh. Jika manusia
bisa mencerna bensin, maka dengan meminum 1 galon bensin ini akan sama dengan
memakan 110 hamburger, tetapi kenyataannya tubuh manusia tidak memiliki enzim
yang bisa mengubah bensin ini menjadi CO2 dan H2O, sehingga tidak bisa menyerap
energi yang dikandung di dalam bensin.
Bensin dibuat dari minyak mentah, cairan
berwarna hitam yang dipompa dari perut bumi dan biasa disebut dengan petroleum.
Cairan ini mengandung hidrokarbon; atom-atom karbon dalam minyak mentah ini
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan cara membentuk rantai yang
panjangnya yang berbeda-beda. Molekul hidrokarbon dengan panjang yang berbeda
akan memiliki sifat dan kelakuan yang berbeda pula. CH4 (metana) merupakan
molekul paling “ringan”; bertambahnya atom C dalam rantai tersebut akan
membuatnya semakin “berat”. Empat molekul pertama hidrokarbon adalah metana,
etana, propana dan butana. Dalam temperatur dan tekanan kamar, keempatnya
berwujud gas, dengan titik didih masing-masing -107, -67,-43 dan -18 derajat C.
Berikutnya, dari C5 sampai dengan C18 berwujud cair, dan mulai dari C19 ke atas
berwujud padat.
Dengan bertambah panjangnya rantai
hidrokarbon akan menaikkan titik didihnya, sehingga kita bisa memisahkan
hidrokarbon ini dengan cara destilasi. Prinsip inilah yang diterapkan di
pengilangan minyak untuk memisahkan berbagai fraksi hidrokarbon dari minyak
mentah.
Bilangan Oktan dan Cara Mengatasi knocking
Bilangan oktan (octane number) merupakan
ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar
dalam bensin. Nilai bilangan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar,
dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran 30
n-heptana dan 70 isooktana akan mempunyai bilangan oktan :
=(30/100x0) + (70/100x10)
=70
Bilangan oktan bensin dapat ditentukan
melalui uji pembakaran sampel bensin untuk memperoleh karakteristik
pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian dibandingkan dengan
karakteristik pembakaran dari berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Jika
ada karakteristik yang sesuai, maka kadar isooktana dalam campuran n-heptana
dan isooktana tersebut digunakan untuk menyatakan nilai bilangan oktan dari
bensin yang diuji.
Angka oktan beberapa bahan bakar
Senyawa Angka Senyawa Angka oktan
n-heptana 0 metilsikloheksana 104
2-metil hekasna 41 benzena 108
3-metil heksana 56 metilbenzena 124
2,2-dimetil pentana 89 1-heptena 68
2,3-dimetil pentana 87 5-metil-1-heksena 96
2,4-dimetil pentana 77 2-metil-2-heksana
129
3,3-dimetil pentana 95
2,4-dimetil-1-pentena 142
3-etil pentana 64 4,4-dimetil-1-1pentena
144
2,2,3-trimetil butana 113
2,3-dimetil-2-pentena 165
n-heksana 26 2,4-dimetil-2-pentena 135
sikloheksana 77 2,2,3-trimetil-1-butena 145
Di dalam mesin, campuran udara dan bensin
(dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil
dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena besarnya
tekanan ini, campuran udara ? bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum
percikan api dari busi keluar. Bilangan oktan suatu bensin memberikan informasi
kepada kita tentang seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin
tersebut terbakar secara spontan. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan
yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan terjadi
knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat
rusak, sehingga sebisa mungkin harus kita hindari.
Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena
dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana yang memiliki sifat kompresi
paling bagus; oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami
pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang
dapat terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.
Bensin dengan bilangan oktan 87, berarti
bensin tersebut terdiri dari 87% oktana dan 13% heptana (atau campuran molekul
lainnya). Bensin ini akan terbakar secara spontan pada angka tingkat kompresi
tertentu yang diberikan, sehingga hanya diperuntukkan untuk mesin kendaraan
yang memiliki ratio kompresi yang tidak melebihi angka tersebut.
Zat Aditif dalam Bensin
Jenis aditif Keterangan
Antiketukan Untuk memperlambat pembakaran
bahan bakar. Dulu digunakan senyawa Pb seperti TEL (Tetra Ethyl Lead) dan MTBE
(Methyl Tertiary Butyl Eter). Oleh karena Pb bersifat racun, maka penggunaanya
sudah diganti dengan senyawa organic seperti etanol.
Antioksidan Untuk menghambat pembentukkan
kerak yang dapat menyumbang saringan dan saluran bensin. Bensin banyak
mengandung senyawa olefin yang mudah bereaksi dengan oksigen membentuk kerak
yang disebut gum. Jadi, bensin perlu ditambahkan antioksidan, seperti alkil
fenol
Pewarna Untuk membedakan berbagai jenis
bensin. Contohnya pewarna kuning untuk bensin premium. Pewarna tidak
mempengaruhi kualitas bensin.
Antikorosi Untuk mencegah korosi pada logam
yang bersentuhan dengan bensin, seperti logam tangki dan saluran bensin. Contoh
antikorosi adalah asam karboksilat.
Deterjen karburator Untuk
mencegah/membersihkan kerak dalam karburator. Endapan kerak berasal dari
partikel padat/asap pembakaran dan gum. Adanya kerak dapat menurunkan kinerja
mesin sehingga kendaraan boros bahan bakar dan mesin cendrung tersandat.
Deterjen karburator mengandung berbagai senyawa, seperti amina dan amida.
Antikerak PFI (Port Fuel Injection) Untuk
membersihkan kerak pada system PFI kendaraan. Kerak dapat menghambat
pengambilan bensin sehingga kendaraan sulit dinyalakan dan kurang tenaga.
Pembentukan kerak berawal sewaktu mesin dimatikan. Panas yang ada menyebabkan
penguapan sisa bahan bakar, yang meninggalkan senyawa berat seperti olefin.
Olefin bereaksi dengan oksigen membentuk kerak gum. Contoh antikerak PFI adalah
dispersan polimer yang mengandung senyawa, seperti polibutena amina dan
polieter amina.
Jenis-jenis Bensin
Ada 3 jenis bensin produksi Pertamina,
yakni Premium, Pertamax, Pertamax Plus.
Bilangan oktan dari bensin
Jenis Bensin Bilangan Oktan
premium 80-88
Pertamax 91-92
Pertamax plus 95
Zat pencemaran Hasil Pembakaran BBM
Pembakaran bensin dalam mesin kendaraan
mengakibatkan pelepasan berbagai zat yang dapat mengakibatkan pencemran udara.
Zat pencemar Sumber Dampak terhadap
ligkungan
CO2 Pembakaran bahan bakar Pemanasan
global/efek rumah kaca
CO Pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna Bersifat racun dan dapat menyebabkan kematian jika konsentrasi CO di
udara mencapai 0,1
NOX (NO, NO2) Pembakaran bahan bakar dalam
suhu yang tinggi di mana nitrogen dalam udara ikut teroksidasi Hujan asam dan
smog fotokimia
Pb Penggunaan bensin yang mengandung aditif
senyawa timbal Timbale bersifat racun
Bensin yang digunakan oleh kendaraan akan
menimbulkan dua masalah utama. Masalah pertama adalah asap dan ozon di
kota-kota besar. Masalah kedua adalah karbon dan gas rumah kaca.
Idealnya, ketika bensin dibakar di dalam
mesin kendaraan, akan menghasilkan CO2 dan H2O saja. Kenyataannya pembakaran di
dalam mesin tidaklah sempurna, dalam proses pembakaran bensin, dihasilkan juga:
- Karbon monoksida, CO, yang merupakan gas beracun.
- Nitrogen oksida, NOx, sebagai sumber utama asap di perkotaan yang jumlah kendaraannya sangat banyak.
- Hidrokarbon yang tidak terbakar, sebagai sumber utama ozon di perkotaan.
Berbeda dengan lapisan ozon yang berada di
atmosfer atas (stratosfer) yang berguna bagi mmakhluk hidup ini berbahaya,
karena bersifat oksidator.
Karbon juga menjadi masalah, ketika karbon
dibakar akan berubah menjadi CO2 yang merupakan gas rumah kaca. Gas rumah kaca
ini akan menyebabkan perubahan iklim bumi (pemanasan global), naiknya permukaan
air laut (karena es di kutub mencair), banjir, terancamnya kota-kota di pesisir
pantai, dan sebagainya.
Oleh karena alasan-alasan inilah, para
ilmuwan sekarang sedang berusaha untuk mengganti bahan bakar bensin dengan
bahan bakar hidrogen yang lebih ramah lingkungan, karena jika H2 ini
direaksikan dengan O2 hanya akan menghasilkan air (uap air).
Komentar
Posting Komentar