Sebagai salah sifat atau akhlak yang
terpuji, sabar dan syukur merupakan ajaran yang banyak sekali disinggung dalam
ayat maupun hadis Rasulullah saw, sehingga dengan demikian, manusia senantiasa
diarahkan untuk tetap bersikap sabar dan syukur dalam segala aspek
kehidupannya. Dalam prakteknya, kesabaran yang sebenarnya adalah kemampuan
dalam mengendalikan sikap, sehingga bisa dengan ikhlas dan rela hati menerima
kondisi yang dihadapinya saat ini demi balasan yang baik di akhirat.
Seseorang yang penyabar pada prakteknya
tergambar dalam sikapnya yang rela menunda kesenangan sesaat, demi kebahagiaan
abadi dan jangka panjang di akhirat sebagai kesenangan yang jauh lebih tinggi
yang disediakan Allah kepada orang-orang yang sabar. Sebagaimana disebutkan
dalam al-Qur’an :
“Dan sesungguhnya balasan di akhirat
itu lebih baik, bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa”
(QS.12/Yusuf:57).
Seseorang yang memiliki kesabaran yang
tinggi, memiliki ketangguhan menghadapi berbagai cobaan dan tantangan hidup
yang menghadangnya. Sebab kesabaran itu merupakan kekuatan dahsyat yang amat
besar bagi seseorang yang ingin meraih sukses dalam kehidupan. Hampir seluruh
aspek kehidupan membutuhkan kesabaran, dan sikap sabar merupakan salah satu
“akhlak Qur’ani” yang paling banyak dibicarakan dalam al-Qur’an. Menurut Imam
Al-Ghazali ada 70 kali Al-Qur’an menyebutkannya, menurut Ibnul Qayyim 90 kali,
bahkan menurut al-Nadhir 100 kali sikap sabar ini disebut-sebut dalam
Al-qur’an. Itu mengindikasikan bahwa sabar merupakan amalan paling utama yang
menentukan keberhasilan hidup dan aktivitas manusia.
Islam tidak mengenal batas dalam
kesabaran, sebagaimana sering dijadikan alasan oleh sebagian orang untuk
melegalkan perbuatannya diluar batas kesabaran. Dalam Islam ditekankan bahwa
setiap mukmin harus tetap dalam kesabaran agar dapat meningkatkan kualitas
mentalnya.
Adapun bentuk kesabaran yang diajarkan
dalam Islam adalah kesabaran progresif dan dinamis, bukan kesabaran yang
represif statis yang dapat memandulkan kreatifitas dan aktifitas seseorang itu.
Kesabaran yang dinamis itu ditunjukkan dengan sikap pantang menyerah, tangguh
dan ulet dalam menghadapi berbagai tantangan dan cobaan hidup. Kesabaran yang
dinamis itu harus dimotifasi oleh semangat kerelaan untuk menunda kesenangan sesaat,
demi kebahagiaan yang abadi di akhirat. Inilah kesabaran yang nantinya akan
membuat seseorang menjadi lebih dekat dengan Tuhannya, sebagaimana al-Qur’an
menyebutkan:
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang bersabar”.
Disamping sifat sabar, sikap syukur
juga perlu diaplikasikan seseorang dalam hidupnya. Hal ini agar ia menyadari
posisinya sebagai makhluk ciptaan Allah yang harus tunduk dan tidak pantas
bersikap sombong dan takabbur dihadapanNya. Kesadaran bersyukur dapat
melahirkan sikap rendah hati, tawadhu, terbuka dan memiliki sikap peduli kepada
sesama. Sehingga membuka peluang bagi diperolehnya rahmat Allah swt, dan
membuka peluang bagi diperolehnya kebahagiaan dan nikmat dari Allah,
sebagaimana firman Allah swt:
“Jika kamu bersyukur, akan Kutambahkan
nikmatKU kepadamu. Akan tetapi jika kamu kufur sesungguhnya azabKU amat pedih”
(QS.14/Ibrahim:7)
Dari penjelasan berbagai ayat dan
al-Hadist, maka sebenarnya sikap sabar dan syukur jika diamalkan secara dinamis
sesuai dengan tuntunan Islam, maka hal tersebut akan mengantar seseorang
menjadi hamba Allah yang berpredikat mulia dan bermartabat, serta mendapat
lindungan Allah swt. Terkait dengan hal ini, salah satu do’a yang diajarkan
Rasulullah saw. adalah sebagai berikut :
“Ya Allah, jadikanlah aku orang yang
sabar, dan jadikanlah aku orang yang bersyukur, serta jadikanlah aku di depan
pandanganku kecil, dan di depan pandangan manusia bermartabat “.
Melihat dari urutan do’a seperti yang
pohonkan oleh Nabi saw. tersebut diatas, mengindikasikan betapa erat kaitannya
antara permohonan supaya menjadi hamba yang bersabar, hamba yang bersyukur dan
hamba yang bermartabat mulia.
Sebagai penutup khutbah kita kali ini
dapatlah kita simpulkan bahwa sabar dan syukur sangat dituntut dalam segala
aspek kehidupannya. Sikap sabar ditunjukkan dengan kerelaan hati menerima
kondisi yang dihadapinya saat ini demi kepentingan akhirat. Sebab pahala atas
kesabaran itu berupa pahala yang bersar yang akan diperoleh di akhirat.
Seorang yang memiliki kesabaran yang
tinggi, memiliki ketangguhan menghadapi berbagai cobaan, dan sikap sabar
merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan hidup dan aktivitas
manusia. Tidak ada batasan dalam kesabaran, karena kesabaran itu dapat
menjadikan seseorang lebih dekat dengan Tuhannya.
Bagi mereka yang ingin mendapatkan
kemuliaan dan derajat yang tinggi, hendaklah berusaha semaksimal mungkin agar
dapat menjalankan kesabaran dan kesyukuran dengan baik, sebab kedua hal
tersebut sangat berpengaruh untuk mengangkat harkat dan martabat seseorang
menjadi lebih baik.
Komentar
Posting Komentar