karya : Lely Hadriyanti
Aku adalah Siska. Aku sekolah di SMA dan sekarang aku
duduk di kelas XI.
Hari ini hari pertamku masuk
sekolah dan hari ini adalah hari pembagian kelas. Ku dan teman-temanku pun
menunggu papan pembagian nama itu, setelah papan nama itu dipasang semua anak
kelas XI berdatangan untuk melihat namanya masing-masing. Aku pun kesulitan
untuk melihat namaku masuk di kelas mana, setelah aku melihat namaku ternyata
aku masuk di kelas XI IPA 1 ya XI IPA 1. Aku pun sedikit heran kenapa aku bisa
masuk di kelas XI IPA 1, karena menurutku XI IPA 1 itu adalah kelas elit.
Sebenarnya aku sedikit kesal karena aku sendirian masuk
di kelas XI IPA 1, teman-temanku yang lain ada di XI IPA 4 semua. “Belum masuk
kelasnya aja udah males banget” bisikku dalam hati.
Aku pun berjalan dengan
teman-temanku menuju kelasnya
masing-masing, setelah teman-temanku masuk ke XI IPA 4 aku pun berjalan sendiri
menuju XI IPA 1.
Setelah aku masuk ke XI IPA 1, aku duduk di bangku paling
depan karena belakang sudah penuh semua. Dan semua siswa sudah masuk semua
sekarang tinggal wali kelas XI IPA 1 yang masuk, wali kelasnya pun
memperkenalkan dirinya sambil memanggil satu per satu nama semua siswa. Setelah
selesai memperkenalkan diri sekarang waktunya menulis jadwal mata pelajaran,
ketika sudah selesai bel pun berbunyi dan waktunya untuk pulang.
Aku pun dihampiri oleh teman-temanku mereka semua pun
mengejekku, “Ciye yang masuk kelas elit.” Ejek mereka. Aku pun hanya diam
karena akusangat kesal berpisah dengan mereka semua.
Aku pun bercerita dengan
mereka kalau aku tidak betah masuk XI IPA 1, mereka menyuruhku untuk pindah ke
XI IPA 4. Tapi aku masih berfikir karena katanya di XI IPA 4 jumlahnya sangat
banyak, “ah lama-lama aku bisa gila kalau tiap harus harus kaya gini”, gumamku
dalam hati.
Entah apa yang hari ini aku rasakan, aku merasa sangat
sial menerima keadaan ini aku pun mencoba untuk menerimanya tetapi mungkin aku
tidak sanggup… “ya Allah cobaan apa ini?” pikirku dalam hati, aku pun pulang
dengan teman-temanku.
Sesampainya dirumah aku
menceritakan semua kejadian tadi yang aku alami kepada mamaku. Dan mamaku hanya
tersenyum medengar ceritaku tadi, aku semakin kesal kenapa ini harus terjadi.
Keesokan harinya aku berangkat sekolah, aku pun merasa
sedikit malas karena aku benci dengan keadaan ini tapi tak apalah mungkin ini
jalan yang terbaik buat aku. Sesampai di kelas aku pun duduk dibangku depan,
aku seperti orang hilang karena aku sendirian tetapi lama kelamaan teman yang
lain berdatangan masuk ke kelas.
Aku melihat ada seorang laki-laki dia memakai jaket berwarna abu-abu
tapi ini ada yang aneh, ketika aku pertama melihatnya aku seperti pernah
melihat wajahnya, namun entah siapa aku tak mengingatnya.
Dia pun lewat didepanku aku
pun semakin merasa aneh.
Hatiku berdebar, namun kurasa ini hal yang wajar karena
dia lewat di depanku. Aku pun baru sadar ternyata dia mirip dengan teman SMP ku
dulu yang aku pernah sukai juga, aku pun membiarkan rasa ini bersemi tumbuh
dihatiku.
Bel pun berbunyi saatnya
masuk untuk memulai pelajaran, guru pun masuk ke kelas. Setelah berdo’a gurunya
pun memanggil satu per satu nama mereka dan aku pun akhirnya tau ternyata nama
laki-laki itu tadi, dia itu pidahan dari XI IPA 1. “Wah, asyik ini tiap hari
aku bisa liat dia terus” gumamku dalam hati. Dan ternyata dia namanya Bagas itu
pun tadi kalau aku salah dengar, “Entah lah kenapa aku memikirkan laki-laki itu
terus-menerus….” Mungkin aku suka padanya tapi tidak mungkin juga.
Keesokkan harinya, aku berangkat sekolah tapi kali ini
beda karena aku merasa semangat semenjak aku aku bertemu dengan laki-laki itu,
sesampai dikelas aku pun langsung duduk aku menunggu dia berangkat dan dia
datang juga, aku pun melihat wajahnya dengan jelas dia lewat di depanku lagi,
hatiku berdebar lagi. Ketika istirahat aku disamperi oleh teman-temanku karena
aku bosan hanya duduk di dalam kelas saja, aku pun duduk didepan kelas
lagi-lagi teman-temanku mengejekku, “ciye senengnya bisa masuk ke kelas impian,
hahaha…” ejek mereka. Aku hanya cemberut dan diam karena aku sangat kesal, bel
masuk berbunyi mereka pun meninggalkanku untuk kembali ke kelas.
Akupun kembali masuk ke dalam,
aku duduk dan ketika aku duduk ada teman sebelahku yang mengajakku untuk pindah
ke IPA 4, aku pun mau Karena aku tidak kuat dengan keadaan ini, aku merasa
tertekan dengan ini.
Ketika bel pulang berbunyi aku langsung menemui temanku
untuk menemaniku ke ruang B , aku meminta untuk pindah ke IPA 4 dan ternyata
boleh, aku sangat senang karena terbebas dari keadaan sial itu dan keesokan
harinya aku langsung masuk di IPA 4 disana aku lebih nyaman karena banyak teman
yang akrab denganku. Aku dengan teman baikku dia namanya Kiki, aku banyak
bercerita tentang masa laluku dengan dia dan diapun ternyata cerewet sama kaya
aku.
Hari-hari pun aku lewat di
IPA 4, aku lebih senang dan nyaman terlebih aku punya teman baru yang bisa aku
aku ajak curhat, tiba-tiba ada seorang perempuan dia namanya Angga, dia meminta
nomor Hpku akupun mengasihkan nomor Hpku sama dia.
Setelah pulang sekolah aku masuk rumah, ganti baju dan
langsung makan, ketika aku sedang makan Hpku menyala ada 1 pesan entah dari
siapa itu aku pun membukanya, ternyata itu dari sms dari nomor yang tidak
kukenal aku pun langsung membalasnya dan ternyata itu sms dari laki-laki yang
aku maksud di IPA 1. Dan ternyata dia dapat nomorku dari Angga, aku pun senyum
senyum sendiri karena aku tidak menyangka bisa smsan sama dia, dan ternyata dia
lagi cari pacar makanya dia mendekatiku karena ada maunya, “huh, ada-ada aja
si.”
Aku pun menceritakan ini ke
teman-temanku dan dia menyuruhku untuk mencobanya dulu, aku pun menuruti
perkataan mereka.
Setelah pulang dirumah aku
tiduran di kamar dan lagi-lagi dia sms aku dia meminta jawaban kalau aku ini
mau atau tidak jadi pacarnya. Aku masih bingung karena aku belum lama mengenal
dia tetapi dia sudah memintaku untuk menjadi pacarnya, tapi tak apalah akan aku
coba dulu. Sekarang hari sabtu, tanggal 15, bulan September tahun 2012 jam
14:52 aku menerima dia. Aku pun tidak menyangka kenapa aku bisa jadi pacarnya
dia.
Aku menceritakan kejadian ini kepada teman-temanku dan
akhirnya satu kelas pun rebut mereka semua tau kalau aku ini pacarnya dia.
Kalau dia lewat didepan
kelasku pasti aku diejek sama teman-temanku.
Satu bulan aku dengan dia,
tidak terasa juga. Ternyata dia itu cuek, egois tapi perhatian. Yah itu semua
harus aku terima bagaimanapun dia pacarku. Hari demi hari aku lewatin bersama
dia dan hari-hariku lebih berarti sama dia. Aku pun tidak sadar kalau besok
hari ulang tahunku, aku pun diam dan membiarkan kejadian besok bagaiman.
Setelah pulang sekolah aku mendapat satu sms ternyata dari si dia.
Dia berkata, “Selamat ulang
tahun sayang” meskipun dia Cuma mengucap kan itu tapi aku bahagia dan beruntung
bisa punya pacar seperti dia yang selalu ada buat aku. Hari ini aku cukup
bahagia, selain aku dapat ucapan dari dia aku juga dapat ucapan dari
teman-temanku.
Aku pun membiarkan kejadian ini menjadi kenengan dan
berlalu, semakin hari aku semakin dekat dengan dia sebenarnya aku ingin
mengajak dia main ke rumah tapi aku takut dimarahin sama mamaku, mungkin mamaku
tau kalau aku punya pacar tapi diam saja.
Dia berjanji hari ini kalau
dia mau ngasih aku sesuatu, entahlah aku tak tau. Jam bel pulang berbunyi dan
tiba-tiba dia ada di jendela samping kelasku, aku pun mendekatinya dan dia
menyuruhku untuk membuka tas ku akupun menurutinya dan dia mengeluarkan sebuah
kotak terbungkus kertas kado warna pink, warna kesukaanku.
Setelah itu dia pun pergi,
katanaya mau ngerjain tugas. Aku pun juga ikut pulang, tapi aku diajak temenku
untuk ngerjain tugas aku pun juga mau, ketika aku di warnet dia sms kepadaku
dan dia bertanya kalau kau ini sudah pulang atau belum aku pun menjawabnya.
Hari ini dia mengajakku untuk pulang bareng dan dia
menghampiriku di depan warnet disana banyak temanku lagi-lagi aku diejek sama
mereka , tapi tak apalah yang penting aku bisa pulang bareng dia.
Setelah sampai di pinggir
jalan dia menyuruhku untuk turun, tapi aku tidak mau karena aku ingin dia
mengantarkanku sampai depan rumah.
Setelah sampai didepan rumah
aku mengajaknya untuk masuk ke dalam, diapun akhirnya mau, aku meyuruh Kiki
untuk dating ke rumahku supaya menemani aku. Dan kita cuma duduk tanpa bicara
Cuma diam, diam dan diam, Kiki pun akhirnya pulang katanya enga enak sama si
Bagas.
Setelah Kiki pulang rupanya
si Bagas mau berbicara, ternyata dia dari tadi diam karena malu ada si Kiki,
“Wah, ada-ada saja pacarku ini” setelah itu dia pun pulang karena sudah sore,
semenjak kejadian ini aku semakin merasa lebih dekat dengannya.
Malam ini tahun baru sebenarnya aku ingin kabur dari
rumah, pengin keluar rumah ke alun-alun liat pergantian tahun baru tetapi dia
tidak mengizinkanku pergi pergi katanya tidak baik perempuan keluar malam dan
dia juga mengancam akan marah padaku kalau aku sampai keluar malam, aku pun
menurutinya.
8 bulan pun berlalu, selama itu aku sering bertengkar
dengannya karena dia selalu membuatku kesal. Dia selalu cuek dan tidak mau
mengalah, akibat dari semua itu pun hampir saja hubungan ini berakhir tapi aku
berhasil mencegahnya, 15 september besok aku satu tahun dengna dia dan aku
berfikir mungkin itu hari yang paling indah namun itu semua tidak seperti yang
aku bayangkan, mendekati 15 september aku semakin jauh dengannya. Hari ini aku
tidak mendapat sms darinya, aku hanya diam membiarkan kelakuan anehnya itu. Dan
dua hari kemudian dia tiba-tiba meng-sms aku dia bilang kalau dia minta putus,
tanpa disadari air mataku menetes hari yang aku kira indah ternyata ini hari
yang aku benci. Aku mencoba ikhlas menghadapi semua ini, dan aku hanya dapat
mengingat tentang masa lalu bersamanya semoga aku bisa bersama dia lagi
meskipun itu hanya didalam mimpi.
“Makasih ya Allah, Engkau
telah memberikan aku kado terindah semoga ini bisa membuat aku lebih dewasa”.
Komentar
Posting Komentar